Assalamu'alaikum.. :)
Hi guys! Ini dia informasi tentang RJP (Resultasi Jantung Paru)! Insyaallah bisa bermanfaat. Selamat membaca!!
Hi guys! Ini dia informasi tentang RJP (Resultasi Jantung Paru)! Insyaallah bisa bermanfaat. Selamat membaca!!
RJP (Resusitasi Jantung Paru)
Resultasi Jantung Paru, merupakan gabungan penyelamatan pernapasan (bantuan napas) dengan kompresi dada eksternal. Resusitasi digunakan ketika seorang korban mengalami henti jantung dan juga henti napas.
2 Sistem (komponen) utama dalam tubuh manusia :
a. Sistem pernapasan.
b. Sistem perederan darah.
Tubuh manusia :
1. Menyimpan makanan dalam beberapa minggu.
2. Menyimpan air dalam beberapa hari.
3. Menyimpan oksigen dalam beberapa menit saja.
Komponen-komponen RESPIRASI adalah :
2 Sistem (komponen) utama dalam tubuh manusia :
a. Sistem pernapasan.
b. Sistem perederan darah.
Tubuh manusia :
1. Menyimpan makanan dalam beberapa minggu.
2. Menyimpan air dalam beberapa hari.
3. Menyimpan oksigen dalam beberapa menit saja.
Komponen-komponen RESPIRASI adalah :
1. Mulut dan hidung.
2. Pharing.
3. Epiglotis.
4. Laring.
5. Trachea.
6. Bronchus.
7. Paru-paru.
8. Diafragma dan otot bantu pernapasan.
Komponen-komponen sistem sirkulasi darah adalah :
1. Jantung.
2. Pembuluh darah.
3. Darah.
1. Penyakit jantung.
2. Syok.
3. Gangguan pernapasan.
4. Kondisi penyakit lain.
Ciri-ciri mati klinis yaitu pada korban tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi. Sedangkan, ciri-ciri mati biologis yaitu terjadi kematian sel terutama sel otak dan bersifat irreversibel (permanen). Tanda-tanda mati :
1. Lebam mayat : muncul 20-30 menit sesudah mati.
2. Kaku mayat : muncul 2-3 jam sesudah mati.
3. Pembusukan.
4. Cedera mematikan.
4 Rantai Penyelamatan AHA (American Heart Association)
1. Kecepatan dalam permintaan bantuan.
2. Resusitasi jantung paru.
3. Defribilasi (alat pacu jantung).
4. Pertolongan hidup lanjut.
Prinsip Dasar RJP
1. Airway Control => penguasaan jalan nafas.
2. Breathing Support => pernapasan bantuan.
3. Circulating Support => bantuan sirkulasi / RJP.
1. Airway Control : membuka jalan nafas
Lidah merupakan penyebab utama sumbatan pada kasus penderita tidak respon. Cara penolongan yaitu, Tekan Dahi Angkat Dagu (Head Tild Chin Lift). Ini dilakukan pada penderita yang tidak mengalami trauma kepala, leher maupun tulang belakang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari teknik ini :
1. Bagi bayi gerakan ekstensi tidak boleh maksimal.
2. Tangan jangan menekan dijaringan lunak bawah dagu.
3. Jangan gunakan jempol untuk mengangkat dagu, jika perlu gunakan untuk membuka mulut.
4. Awasi mulut penderita agar tetap terbuka.
5. Jika penderita menggunakan gigi palsu sebaiknya dilepas (bila mengganggu).
2. Breathing Support : pernapasan bantuan
- Teknik mulut => mulut ke Masker RJP, mulut ke APD, mulut ke mulut / hidung.
- Teknik alat bantu => kantung masker berkatup (bag valve masker).
Frekuensi pemberian nafas buatan :
1. Dewasa = 10-12 kali pernapasan / menit, masing-masing 1,5-2 detik.
2. Anak = 20 kali pernapasan / menit, masing-masing 1-1,5 detik.
3. Bayi = 40 kali pernapasan / menit, masing-masing 1-1,5 detik.
Beberapa tanda pernapasan :
1. Adekuat :
- Dada dan perut bergerak naik dan turun seirama dengan pernapasan.
- Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut.
- Penderita tampak nyaman.
- Frekuensinya cukup => 12-20 kali per menit.
2. Kurang Adekuat :
- Gerakan dada kurang baik.
- Ada suara nafas tambahan.
- Gerakan bantu nafas.
- Sianosis (kebiruan).
- Frekuensi kurang atau berlebihan.
- perubahan status mental.
3. Tidak Bernafas :
- Tidak ada gerakan dada atau perut.
- Tidak terdengar aliran udara melalu mulut atau hidung.
Teknik pemberian nafas bantuan :
- Respon korban.
- Minta bantuan.
- Buka jalan nafas.
- LDR selama 3-5 detik.
- Jika tidak, beri nafas 2-5 kali secara adekuat-lembut.
- Periksa nadi karotis (5-10 detik).
- Jika nadi berdenyut, lanjutkan pemberian nafas bantuan.
3. Circulatory Support : bantuan sirkulasi
Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah pijat jantung luar. Penekanan dilakukan pada garis tengah tukang dada kurang lebih 2-3 jaari diatas ujung taju pedang.
RJP (Resusitasi Jantung Paru)
A. Langkah- langkah melakukan RJP :
Sebelum melakukan RJP, penolong harus :
- Memastikan tidak ada respon.
- Memastikan tidak ada pernapasan.
- Memastikan tidak ada denyut nadi.
B. Tekan Pijat Jantung Luar pada Dewasa :
- Posisikan korban.
- Bebaskan pakaian sekitar dada korban.
- Posisikan diri penolong.
- Tentukan taju pedang.
- Tentukan titik kompresi.
- Posisikan bahu penolong.
- Lakukan pijatan jantung luar.
RJP Satu Orang Penolong
A. Langkah-langkah tindakan :
- Tentukan korban tidak respon.
- Muka bantuan.
- Buka jalan nafas dan LDR.
- Lakukan bantuan nafas awal.
- Jika korban bernafas dan nadi karotis teraba (korban recovery position).
B. Periksa nadi karotis
Jika tidak ada denyutan lakukan RJP dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Jika tidak ada denyutan lakukan RJP dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Posisikan penolong, tentukan titik kompresi.
- Lakukan pijatan jantung, sebanyak 15 kali dengan kecepatan 80-100kali per menit.
- Berikan nafas buatan 2 kali secara kuat, lembut, lakukan setelah 15 kali pijatan jantung waktu peniupan 1,5-2 detik.
- Lakukan sebanyak 4 siklus.
- Periksa nadi karotis.
- Jika nafas dan denyut nadi ada, monitar ABC sampai bantuan datang.
- Jika nadi berdenyut tetepai nafas tidak ada, lakukan bantuan nafas 10-12 kali per menit.
Jika kemudian nadi tidak berdenyut lagi, lakukan RJP.
NB : RJP dihentikan jika ada :
1. Petugas medis datang.
2. Tanda-tanda mati muncul.
3. Korban sudah sadar.
Semoga bermanfaat!!
Wassalamu'alaikum.. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar